”Kohesi adalah hubungan antarkalimat di dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun dalam strata leksikal tertentu (Gutwinsky, 1976:26). Untuk dapat memahami wacana dengan baik, diperlukan pengetahuan dan penguasaan kohesi yang baik pula”(Tarigan, 2008:96).
Dalam bahasa, kekohesian atau kepaduan wacana timbul karena adanya keserasian hubungan unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang koheren. Kohesi dalam hal ini berkaitan erat dengan konsep yaitu komponen utama sumber pembentukan suatu teks yang terdiri dari dua kalimat atau lebih yang berkaitan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa: Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur-unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam sebuah wacana. Kohesi merupakan komponen utama sumber pembentukan suatu teks yang terdiri dari dua kalimat atau lebih yang menunjukkan keterkaitan.
”Kohesi dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal meliputi referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi dan Kohesi leksikal meliputi repetisi, sinonim, antonim, hiponim, kolokasi dan ekuivalensi” (Djajasudarma, 1995:72-74). ”Ada dua klasifikasi kohesi yaitu kohesi leksikal dan gramatikal. Kohesi leksikal terdiri dari dua kategori yakni reiterasi dan kolokokasi. Reiterasi terbagi lagi menjadi kategori yakni repetisi, sinonim, superordinat dan general word ’kata umum’. Sementara kohesi gramatikal terbagi atas 4 golongan referensi substitusi, elipsis dan konjungsi. Dalam penelitian ini yang akan diuraikan adalah kohesi gramatikal, kohesi gramatikal mengacu pada hubungan antara unsur dalam teks yang direalisasiakan melalui tata bahasa” (Hasan, 1976:4)